logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊTerjebak dalam Variasi Baru
Iklan

Terjebak dalam Variasi Baru

Hari kedua Festival Catur Japfa, Minggu, memperlihatkan pentingnya daya nalar bagi para pecatur. Tanpa kemampuan penting itu, seorang pecatur bisa tersesat.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
Β· 1 menit baca
Suasana laga antara pecatur putri Indonesia, Master Internasional (IM) Medina Warda Aulia (kiri), dan pecatur Singapura, Grand Master Putri (WGM) Gong Qianyun, pada babak kedua dari enam babak dwitarung internasional pada hari kedua Festival Catur Japfa 2022 di Jakarta, Minggu (11/9/2022). Dalam laga itu, Medina dan Qianyun mengakhiri laga dengan remis di langkah ke-37.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Suasana laga antara pecatur putri Indonesia, Master Internasional (IM) Medina Warda Aulia (kiri), dan pecatur Singapura, Grand Master Putri (WGM) Gong Qianyun, pada babak kedua dari enam babak dwitarung internasional pada hari kedua Festival Catur Japfa 2022 di Jakarta, Minggu (11/9/2022). Dalam laga itu, Medina dan Qianyun mengakhiri laga dengan remis di langkah ke-37.

Tak hanya butuh daya ingat tinggi, olahraga catur juga menuntut daya nalar atau tingkat pemahaman luar biasa dari para pemainnya. Nalar itu ibarat penunjuk arah bagi penjelajah di tengah hutan belantara. Tanpa bekal itu, pecatur justru bisa tersesat dalam pola yang baru dicobanya.

Hal itu yang terjadi saat dua wakil Indonesia menjalani babak kedua dari enam babak dwitarung internasional pada hari kedua Festival Catur Japfa 2022 di Jakarta, Minggu (11/9/2022). Karena tuntutan lawan, mereka harus bermain dengan variasi berbeda dari yang biasa dilakukan dalam latihan. Namun, karena persiapan kurang matang, mereka justru kebingungan oleh permainannya sendiri sehingga masing-masing puas dengan hasil remis.

Editor:
YULVIANUS HARJONO
Bagikan