Petenis Meja Senior Haus Prestasi dan Ingin Menginspirasi
Meski sudah memasuki usia senja, petenis meja senior Indonesia masih berhasrat bermain selama-lamanya. Mereka ingin terus menginspirasi dan masih haus akan prestasi
SURAKARTA, KOMPAS β Di usianya yang mulai senja, para petenis meja difabel senior Indonesia tetap gigih berjuang di level Asia Tenggara, kendati mereka bisa saja memilih untuk beristirahat. Kecintaan terhadap tenis meja dan keinginan untuk menginspirasi para penyandang disabilitas untuk tidak cepat menyerah jadi kunci utama performa gemilang mereka.
Tatok Hardiyanto (58) begitu bersemangat meladeni permainan cepat nan agresif petenis meja Thailand, Norakan Chanphaka, dalam final tunggal putra kelas 5 (keterbatasan pada kaki sehingga harus menggunakan kursi roda) ASEAN Para Games di Solo Techno Park, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (5/8/2022) siang. Pertarungan antara mereka berdua berlangsung sengit. Teriakan penonton yang mayoritas orang Indonesia mencoba menyemangati Tatok. Semua mata tertuju kepada Tatok dan Norakan.