logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊPenghinaan Daring Membayangi...
Iklan

Penghinaan Daring Membayangi Sepak Bola

Final Piala Eropa 2020 dan Piala Afrika 2021 membuktikan masifnya ujaran kebencian di sepak bola. Tidak hanya pemain, seluruh pihak di pertandingan yang dianggap tampil tidak sesuai harapan menjadi target penghinaan.

Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Β· 1 menit baca
Pemain timnas Inggris, Harry Kane (kedua dari kiri), memeluk dan menghibur Bukayo Saka yang gagal mencetak gol dalam adu penalti pada laga final Piala Eropa melawan Italia di Stadion Wembley, London, Minggu (11/7/2021). Inggris kalah dari Italia pada laga itu. Kane dan Saka menjadi sasaran penghinaan di media sosial karena kekalahan itu.
AP/POOL/LAURENCE GRIFFITHS

Pemain timnas Inggris, Harry Kane (kedua dari kiri), memeluk dan menghibur Bukayo Saka yang gagal mencetak gol dalam adu penalti pada laga final Piala Eropa melawan Italia di Stadion Wembley, London, Minggu (11/7/2021). Inggris kalah dari Italia pada laga itu. Kane dan Saka menjadi sasaran penghinaan di media sosial karena kekalahan itu.

ZURICH, MINGGU β€” Dampak kejam media sosial semakin terasa di sepak bola. Para pemain yang dicap gagal memberikan kemenangan bagi timnya menjadi sasaran penghinaan daring yang dilakukan warganet. Skuad tim nasional Inggris dan Mesir menjadi korban utama kekerasan verbal setelah gagal membawa timnya menjadi juara Piala Eropa 2020 dan Piala Afrika 2021.

Hal itu terungkap dalam laporan yang dilakukan FIFA bersama Signify dalam analisis media sosial di final Piala Eropa 2020, Juli 2021, dan Piala Afrika 2021, Februari lalu. Dengan menggunakan Threat Matrix, yang merupakan mesin augmented intelligence yang mengidentifikasi kecenderungan konten penghinaan di media sosial, FIFA menghimpun 406.987 unggahan di Twitter dan Instagram dalam periode tiga hari setelah laga final di dua turnamen kontinental bergengsi itu.

Editor:
EMILIUS CAESAR ALEXEY
Bagikan