logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊPapua Jauh di Mata, pun Mahal ...
Iklan

Papua Jauh di Mata, pun Mahal di Biaya

Sejumlah peserta PON 2021 kaget dengan mahalnya komoditas pokok dan biaya transportasi di Papua. Biaya transportasi yang sama mahalnya dengan ke Jepang itu harus terus ditekan guna meningkatkan geliat ekonomi di Papua.

Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA, ADRIAN FAJRIANSYAH, m ikhsan mahar, kelvin hianusa
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kSTLlinH_zhg11TYY3eakvxuaIU=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F10%2Fb0b2f287-12ba-4729-8223-bd5438bce295_jpg.jpg
Kompas/Wawan H Prabowo

Pesta kembang api menghiasi Jembatan Youtefa, Jayapura, Papua, untuk menyemarakkan pembukaan PON Papua 2021, Sabtu (2/10/2021). Jembatan yang menjadi bagian penghubung Jalan Trans Papua itu menjadi simbol geliat pembangunan infrastruktur di provinsi ujung timur Indonesia itu.

TIMIKA, KOMPAS - Disparitas harga komoditas dan kebutuhan hidup di Papua dengan daerah-daerah lainnya masih cukup tinggi terlepas gencarnya pembangunan infrastruktur di provinsi ujung timur Indonesia itu, akhir-akhir ini. Hal itulah yang dirasakan sejumlah orang dari luar Papua saat menginjakkan kakinya di sana untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2021.

Bukan tanpa alasan Shafwan Hafizah (23), atlet lompat jauh Sumatera Utara, membawa banyak stok makanan ringan saat bertolak ke Timika, Papua, untuk mengikuti PON 2021. Selain karena kebiasaan, atlet asal Asahan, Sumut, itu khawatir tidak ada yang berjualan makanan ringan kesukaannya di Timika.

Editor:
Yulvianus Harjono
Bagikan