logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊRiuh Sanjungan di Gelanggang, ...
Iklan

Riuh Sanjungan di Gelanggang, Sunyi Sendiri Meniti Kehidupan

Episode nestapa mantan atlet yang pernah mengharumkan nama daerah dan negara tak kunjung memasuki babak akhir. Pernah berjaya di gelanggang dan bergelimang prestasi, kisah mereka suram saat jatuh bangun meniti kehidupan.

Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/TOjd--_JncyR--qpvFWlBk1OdSk=/1024x674/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210912TAM-03-Copy_1631447049.jpg
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA

Mantan pesenam nasional, Amin Ikhsan (kiri), melatih anak didiknya di Gedung Persani Jawa Barat, Kota Bandung, Minggu (12/9/2021) pagi. Sejak 2014, Amin menderita penyakit ginjal sehingga harus rutin cuci darah tiga kali dalam sepekan.

Lakon muram mantan atlet yang pernah mengharumkan nama daerah dan negara tidak kunjung memasuki babak akhir. Pernah berjaya di gelanggang dan bergelimang prestasi, kisah mereka berubah suram ketika jatuh bangun meniti kehidupan setelah pensiun.

Mantan pesenam nasional, Amin Ikhsan (48), lebih sering duduk saat melatih anak didiknya di Gedung Persani Jawa Barat, Kota Bandung, Minggu (12/9/2021) pagi. Sakit ginjal yang diderita sejak tujuh tahun lalu memaksanya mengurangi aktivitas fisik berat.

Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan