logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊPanggung Kemanusiaan di Arena ...
Iklan

Panggung Kemanusiaan di Arena Olimpiade

Atlet-atlet yang berkompetisi di Olimpiade Tokyo mengingatkan kita semua tentang arti kegembiraan dari hidup berdampingan, meskipun berbeda negara, ras, dan agama. Spirit itu menghadirkan optimisme di tengah pandemi.

Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t0JNbC3xcy54IF4GIHcloKgHqEY=/1024x575/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F000_9KU3CD_1628433794-e1628436815700.jpg
AFP/JEWEL SAMAD

Delegasi atlet dari sejumlah negara membentuk lingkaran di tengah lapangan Stadion Olimpiade, Jepang, dalam upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020, Minggu (8/8/2021).

Ajang multievent terbesar dunia, Olimpiade Tokyo 2020, resmi berakhir Minggu (8/8/2021) malam. Selama sekitar 17 hari penyelenggaraan, atlet-atlet yang berlaga di arena Olimpiade menyuguhkan sejumlah kisah kemanusiaan yang menyentuh. Deretan kisah-kisah itu menjadikan Olimpiade Tokyo lebih dari sekadar "pesta" olahraga, melainkan juga panggung kemanusiaan.

Olimpiade Tokyo melibatkan 11.091 orang atlet dari 5 benua dan 206 negara. Ratusan atlet tersebut berkompetisi satu sama lain, membawa nama baik dan harga diri negara masing-masing. Meskipun terlibat rivalitas sengit, nyatanya para atlet tersebut tidak mengenyampingkan semangat kemanusiaan.

Editor:
Yulvianus Harjono
Bagikan