logo Kompas.id
OlahragaJerat Takdir yang Mengikat...
Iklan

Jerat Takdir yang Mengikat “Ratu Senam” Olimpiade

Pergantian “ratu senam” dari Simone Biles ke Sunisa Lee tidak terlalu mengejutkan. Siklus pergantian mahkota itu adalah hal lumrah yang sejak lama menjerat takdir para pesenam putri di Olimpiade.

Oleh
KELVIN HIANUSA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/eOv6a2t06qe8NSumOKM7aq8H1To=/1024x711/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2FTOPSHOT-GYMNASTICS-OLY-2020-2021-TOKYO_97994261_1627608568.jpg
AFP/LOIC VENANCE

Pesenam putri asal Amerika Serikat, Sunisa Lee (18), berakrobat di atas balok keseimbangan pada nomor all-around senam artistik putri Olimpiade Tokyo 2020, Kamis (29/7/2021) di Jepang. Ia menyabet medai emas di nomor paling prestisius pada cabang senam itu.

Pesenam putri seolah-olah hanya ditakdirkan bersinar di satu edisi Olimpiade saja. Simone Biles, ”ratu senam” paling dominan dalam sejarah, diyakini bisa mengoyak jerat takdir setengah abad terakhir itu. Realitasnya, Biles ikut terjebak pusaran takdir itu.

Peraih emas nomor all-around pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu gagal mempertahankan gelarnya. Ia mengundurkan diri tepat sehari sebelum final. Pesenam paling berbakat di bumi itu tidak bisa memecahkan ”kutukan” lama.

Editor:
Yulvianus Harjono
Bagikan