logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊPenantian Tiga Dekade Tim...
Iklan

Penantian Tiga Dekade Tim Panahan Indonesia

Trio Srikandi panahan telah membuat sejarah dengan memberikan medali pertama Indonesia di Olimpiade pada 1988 silam. Kesuksesan serupa ingin diulangi para pemanah putra dan putri generasi saat ini di Olimpiade Tokyo.

Oleh
I Gusti Agung Bagus Angga Putra
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CpQfNAY3z2vtOBu2ih4hRjgTuoU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2F51c93bbd-3453-48cb-a88b-d440e8f15c88_jpg.jpg
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Atlet panahan berjalan bersama usai mengambil anak panah dalam pemusatan latihan nasional atau pelatnas di Lapangan Panahan Senayan, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Mereka akan tampil pada Olimpiade Tokyo 2020.

Kebanggaan terbesar pelatih adalah saat anak didiknya mampu berprestasi, melampaui pencapaiannya. Hal itulah yang kini ada di benak pelatih tim panahan Indonesia, Nurfitriyana Saiman. Dia berharap empat pemanah yang mewakili Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, yaitu Riau Ega Agatha Salsabila, Arif Pangestu, Alviyanto Bagas Prastyadi, dan Diananda Choirunisa, bisa melebihi capaian Trio Srikandi panahan Indonesia.

Yana, sapaan akrab Nurfitriyana, merupakan salah satu dari Trio Srikandi yang mempersembahkan medali perak nomor recurve beregu putri di Olimpiade Seoul 1988. Medali itu sekaligus menjadi medali pertama Indonesia di kancah Olimpiade, sejak pertama kali berpartisipasi, yaitu di Helsinki, Finlandia, pada 1952 silam.

Editor:
Yulvianus Harjono
Bagikan