logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊSerangan Rasial, Ancaman...
Iklan

Serangan Rasial, Ancaman Pembunuhan, dan Problem Kebangsaan di Piala Eropa 2020

Piala Eropa 2020 menyadarkan banyak pihak bahwa masalah kebangsaan masih menimpa Eropa. Segelintir orang masih menjadikan perbedaan ras dan etnis untuk mengutuk kegagalan tim kebanggaanya.

Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pdlrgTt2vtWaWKY-ONho0_AjwhI=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2FFBL-EURO-2020-2021-RACISM-RASHFORD-POLITICS_97579631_1626228638.jpg
AFP/LINDSEY PARNABY

Warga menempelkan kertas berisi dukungan untuk pemain Inggris, Marcus Rashford yang menjadi korban rasialisme. Mural bergambar wajah Rashford di Manchester, Inggris, menjadi sasaran vandalisme, Selasa (13/7/2021), setelah kekalahan Inggris dalam final Piala Eropa 2020.

Dalam bukunya, Imagined Communities (1983), Benedict Anderson menyebutkan bahwa sebuah bangsa adalah hasil dari kontruksi sebuah komunitas yang telah dibayangkan oleh sekelompok orang yang menganggap dirinya bagian dari kelompok itu. Lebih lanjut, Anderson menyebut, komunitas yang membentuk suatu bangsa memiliki rasa persatuan mendalam atas semua warga negara terlepas dari kelas, warna kulit, dan ras.

Anderson adalah salah satu pakar yang menjabarkan secara rinci bagaimana bangsa terbentuk. Meskipun terlihat sederhana, kehadiran bangsa yang dibentuk berkat menyatukan perbedaan sosial justru berpotensi menghadirkan sebuah kerapuhan. Keragaman sebuah negara menghasilkan sebuah kekayaan kultural yang menjadi nilai khusus sebuah bangsa, tetapi di sisi lain perbedaan itu menghadirkan problem di era digital saat ini.

Editor:
Wisnu Aji Dewabrata
Bagikan