logo Kompas.id
โ€บ
Olahragaโ€บKembalinya Jiwa "Torero"
Iklan

Kembalinya Jiwa "Torero"

Italia tak lagi identik dengan "catenaccio" di Piala Eropa 2020, sama seperti Spanyol yang tak lagi sepenuhnya memainkan "tiki-taka". Dua seteru yang telah bertransformasi akan bertemu di semifinal.

Oleh
Sindhunata, wartawan
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yaoPFkFqgnBcpxk9qbXQe5YYl1g=/1024x473/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2Fita02_1625501335.jpg
FILIPPO MONTEFORTE AND STUART FRANKLIN / VARIOUS SOURCES / AFP

Kombinasi foto pelatih Italia Roberto Mancini (kiri) di Roma, 11 Juni 2021 dan pelatih Spanyol Luis Enrique di Kopenhagen, 28 Juni 2021. Kedua pelatih akan saling berhadapan pada semifinal Piala Eropa 2020 di Stadion Wembley, London, Inggris, Rabu (6/7/2021) dini hari WIB.

Laga Spanyol lawan Italia sering dilukiskan sebagai pertarungan ideologi. Tiki-taka versus catenaccio. Dalam Piala Eropa 2020, lukisan itu kiranya tidak berlaku. Bagi Italia, catenaccio sudah menjadi masa lalu. Sementara itu bagi Spanyol, tiki-taka tak terlalu berbekas lagi.

Pelatih Spanyol, Luis Enrique tetap menggunakan sistem 4-3-3 dari tiki-taka yang asli. Namun, ia menempatkan penyerang sayapnya lebih tinggi. Pemain diminta tetap rajin mengejar bola, begitu kehilangan. Risikonya, mereka mengorbankan kedalaman, dan pertahanan mereka menjadi kendor. Apalagi mereka tak lagi mempunyai pemain seperti Gerard Piquรฉ dan Sergio Ramos, sepasang bek gigih yang menjamin amannya lini belakang, saat rekan-rekannya nyaman menyerang.

Editor:
Johan Waskita
Bagikan