logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊGol Bunuh Diri, Noda yang...
Iklan

Gol Bunuh Diri, Noda yang Tumbuh Subur di Piala Eropa 2020

Gol bunuh diri adalah cela bagi penciptanya. Gol yang tidak diharapkan ini tumbuh subur di gelaran Piala Eropa 2020.

Oleh
KELVIN HIANUSA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/2X-ul-Qbsbk7pReyGAQY2eR0_ts=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2Fog01_1624727536.jpg
ALEXANDER HASSENSTEIN / POOL / AFP

Bek senior Jerman, Mats Hummels (kiri), menyundul bola ke gawang sendiri dalam upaya membuang bola silang di depang gawang Manuel Neuer pada laga pertama Grup F Piala Eropa 2020 antara Perancis dan Jerman di Allianz Arena, Muenchen, 15 Juni 2021. Delapan gol bunuh diri terjadi pada 36 laga fase grup Piala Eropa 2020.

Di genggaman mereka, gol tidak lagi membawa bahagia. Ketika tim lawan berpesta, mereka malah tertunduk lemas. Tim dan pendukung mereka justru kecewa. Itulah kisah mereka, para pencetak gol bunuh diri.

Pencetak gol bunuh diri pernah disamakan seperti pengkhianat negara. Setidaknya, tuduhan itu pernah melekat pada mantan pemain tim nasional Kolombia, Andres Escobar, yang mencetak gol ke gawang sendiri pada Piala Dunia 1994. Akibat gol Escobar ke gawang sendiri, Kolombia yang difavoritkan akhirnya takluk di tangan Amerika Serikat, 1-2. Publik Kolombia begitu kecewa.

Editor:
Johan Waskita
Bagikan