logo Kompas.id
OlahragaMarkis Kido, Eriksen, dan Si...
Iklan

Markis Kido, Eriksen, dan Si ”Pembunuh Sunyi”

Kurang dari dua hari, dua kasus henti jantung menimpa dua olahragawan ternama, Christian Eriksen dan Markis Kido. Meskipun sangat mematikan, si ”pembunuh sunyi" ini sebetulnya masih bisa diatasi dengan cara tepat.

Oleh
Yulvianus Harjono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ro0n6SagimoWgtKeMkSEUK205mg=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F06%2FTOPSHOT-FBL-EURO-2020-2021-MATCH03-DEN-FIN_96856388_1623748698.jpg
FRIEDEMANN VOGEL / VARIOUS SOURCES / AFP

Pemain timnas sepak bola Denmark, Christian Eriksen (tengah), dievakuasi dalam keadaan sadar setelah kolaps dan mengalami sudden cardiac arrest atau henti jantung saat membela timnya menghadapi Finlandia pada laga Piala Eropa 2020 di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark, Minggu (13/6/2021) dini hari WIB.

Belum lama setelah insiden kolapsnya pesepak bola Denmark, Christian Eriksen (29), di Piala Eropa 2020, publik di Tanah Air dikejutkan kabar meninggalnya Markis Kido (36), mantan pemain bulu tangkis peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008. Kedua atlet profesional itu sama-sama mengalami kondisi sudden cardiac arrest (SCA) atau yang biasa dikenal dengan istilah ”pembunuh sunyi” oleh kalangan awam.

SCA, yaitu kondisi di mana jantung mendadak berhenti berfungsi untuk memompa darah yang membawa oksigen ke otak dan organ vital lain, sangatlah mematikan bak penembak jitu. Mengacu data American Heart Association’s Heart and Stroke Statistics (2020), 90 persen dari kasus SCA atau henti jantung mendadak yang terjadi di luar rumah sakit berujung pada kematian.

Editor:
Johan Waskita
Bagikan