logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊDemam Catur Jangan Menjadi...
Iklan

Demam Catur Jangan Menjadi Momentum Sesaat

Fenomena Dewa Kipas jangan diabaikan. Apalagi masyarakat tengah antusias dengan catur. Maka itu, PB Percasi harus ambil momentum untuk memperkuat pembinaan catur nasional.

Oleh
Adrian Fajriansyah
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/u-ta5TQrgDFWBWhPSqkm7_vwxwg=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F33cef09e-4d1e-4c4c-ac1c-161685c7a4d4_jpeg.jpg
KOMPAS/KRISTIANUS LIEM

IM/WGM Irene Kharisma Sukandar di final Piala Asia Catur Daring 2020, Minggu (25/10/2020). Mimpi Indonesia meraih gelar juara pertama di kejuaraan beregu Piala Asia Catur gagal. Dalam final Piala Asia Catur Daring 2020, Minggu (25/10/2020), tim putri Merah-Putih kalah telak 2-6 (1-3, 1-3) dari putri India. Kegagalan itu menjadi cermin bahwa dunia catur Indonesia masih tertinggal jauh di bawah Negeri Anak Benua tersebut.

Fenomena pecatur daring Dewa Kipas alias Dadang Subur turut membawa catur ke puncak popularitas. Masyarakat awam catur menjadi tertarik mengenal olahraga adu otak itu, sedangkan masyarakat yang lama tak bermain catur kembali menggandrungi catur. Terjadilah demam catur.

Laga Dewa Kipas melawan Grand Master Putri (WGM)/Master Internasional (IM) Irene Kharisma Sukandar mendapatkan perhatian luas. Laga dwi tarung itu mendapatkan dukungan sponsor yang menawarkan total hadiah Rp 300 juta. Laga yang disiarkan daring melalui siniar Deddy Corbuzier, Senin (22/3/2021) sore itu disaksikan lebih dari 1 juta penonton.

Editor:
Wisnu Aji Dewabrata
Bagikan