logo Kompas.id
OlahragaAll England dalam Kemelut...
Iklan

All England dalam Kemelut Sejarah

All England memiliki daya “magis” dalam setiap perhelatannya. Selain sebagai ladang prestasi, turnamen ini juga kerap memberikan suguhan pengalaman tak terlupakan bagi prestasi bulu tangkis Indonesia.

Oleh
Dedy Afrianto
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/sQoPgCLv_2crS1V1JkajTzGC9rU=/1024x472/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2FDNY021-BW-19760325-II-24-1_ok_1565877165.jpg
KOMPAS/DUDY SUDIBYO

Rudy Hartono Kurniawan (26 tahun), tampil sebagai juara tunggal putra All England 8 kali. Suatu rekor baru dalam sejarah bulutangkis. Foto diambil dari televisi yang menyiarkan langsung final All England 1976 di London.

Sebagai turnamen bulu tangkis tertua di dunia, All England memiliki daya “magis” dalam setiap perhelatannya. Selain sebagai ladang prestasi, turnamen ini juga kerap memberikan suguhan pengalaman tak terlupakan pada sejumlah penyelenggaraan bagi Indonesia.

Olahraga bulu tangkis dan All England adalah dua hal yang sangat sulit untuk dipisahkan. Setelah diselenggarakan untuk pertama kali pada akhir abad ke-19, turnamen ini kerap menjadi panggung torehan prestasi bagi sejumlah bintang bulu tangkis dunia.

Editor:
yohanwahyu
Bagikan