logo Kompas.id
OlahragaKasus Dewa Kipas, Utut: Pemain...
Iklan

Kasus Dewa Kipas, Utut: Pemain Catur Harus Jujur

Warisan terbesar dari catur adalah bermain dengan kekuatan sendiri. ”Ini adalah permainan para kesatria,” kata Utut Adianto, Ketua Umum Percasi. Maka itu, pecatur wajib untuk jujur.

Oleh
Emilius Caesar Alexey
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/KqdFmX3ULyOqkK_4F-K9F-7OOOg=/1024x498/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2FWhatsApp-Image-2021-03-06-at-18.05.45_1615035677.jpeg
KOMPAS/EMILIUS CAEESAR ALEXEY

Gambar tangkapan layar saat Ketua Umum Percasi Utut Adianto menjelaskan salah satu dugaan kecurangan pada turnamen catur daring, yaitu langkah yang dibantu program komputer. Penjelasan itu diberikan dalam acara Coaching Clinic: GM Utut Adianto yang digelar oleh BPK Penabur dan Sekolah Catur Utut Adianto, Sabtu (6/3/2021), di Jakarta

JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Utut Adianto mengingatkan semua pecatur Indonesia agar menjujung tinggi aspek kejujuran saat bertanding di mana pun. Kecurangan dalam bentuk apa pun, termasuk dalam pertandingan daring, dapat dideteksi dan dianalisis dengan tepat.

”Saat bertanding di depan papan catur, kita hanya sendirian tanpa bantuan. Demikian juga seharusnya saat bertanding secara daring. Kita harus bertanding sendiri. Ada tata nilai yang harus dihormati, yaitu kejujuran. Warisan terbesar dari catur adalah bermain dengan kekuatan sendiri. Ini adalah permainan para kesatria,” kata Utut dalam acara ”Coaching Clinic: GM Utut Adianto”, yang digelar oleh Sekolah BPK Penabur dan Sekolah Catur Utut Adianto, Sabtu (6/8/2021) di Jakarta.

Editor:
Yulvianus Harjono
Bagikan