logo Kompas.id
โ€บ
Olahragaโ€บMaradona yang Dicintai,...
Iklan

Maradona yang Dicintai, Dipuja, Sekaligus Disesali

Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, meninggalkan beragam kisah di hati penggemarnya. Mulai dari kisah indah sepak terjangnya di lapangan hijau, hingga cerita suram ketergantungannya pada narkoba.

Oleh
Yesayas Oktovianus (wartawan Kompas, 1983-2016)
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/LICP0JRucn9FiqPfIjh2aEWVYkg=/1024x719/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F4c316366-84fb-4d2a-81ee-a463ea0e7f24_jpg.jpg
AFP/DANIEL GARCIA

Penyerang Argentina, Diego Maradona (kanan), melakukan selebrasi setelah rekan setimnya, Claudio Caniggia (tidak tampak), menyamakan skor menjadi 1-1 dalam semifinal Piala Dunia melawan Italia di Napoli, Italia, pada 3 Juli 1990.

Saya mungkin salah satu dari sedikit wartawan Indonesia yang bersyukur bisa menyaksikan langsung penampilan Diego Armando Maradona saat berada di puncak kejayaannya. Tepatnya di Piala Dunia Italia 1990, di Stadion San Siro, Milan, saat pembukaan kejuaraan, 8 Juni. Saya hadir di Piala Dunia 1990 dengan membawa โ€benderaโ€ harian Kompas dan harian Surya (Surabaya).

Semua pengagum Maradona kaget bercampur duka ketika Rabu (25/11/2020) lalu mendengar berita kepergian sang legenda untuk selamanya. Maradona mengembuskan napas terakhir karena mengalami serangan jantung di kota Tigre, Argentina.

Editor:
adiprinantyo
Bagikan