OBITUARI
Akhir Indah Kisah ”Bocah Emas”
Dunia berkabung dengan wafatnya ”Dewa Sepak Bola”, Diego Maradona. Kepergian Maradona menyatukan seluruh komunitas sepak bola dan klub sepak bola mulai dari Boca Junior, River Plate, Napoli, hingga Juventus.

Pelatih tim Argentina Diego Maradona tertawa di tengah sesi latihan di University’s High Performance Centre, Pretoria, Afrika Selatan, 30 Juni 2010. Argentina berhadapan dengan Jerman pada babak perempat final Piala Dunia 2010 di Cape Town, 3 Juli 2010. Maradona meninggal akibat serangan jantung, Rabu (25/11/2020).
BUENOS AIRES, KAMIS — Tidak salah apabila semasa hidupnya Diego Armando Maradona menggenggam predikat sebagai ”Dewa Sepak Bola”. Ketika diumumkan wafat pada Rabu (25/11/2020) sekitar pukul 11.30 waktu Argentina, pencinta sepak bola di seluruh dunia menangis. Air mata mengalir dari setiap insan bukan hanya warga Argentina atau pendukung dua klub yang amat dicintai Maradona, Boca Juniors dan Napoli.
Untuk memberi penghormatan terakhir kepada pahlawan nasional Argentina itu, rival utama Boca di Liga Utama Argentina, River Plate, menyalakan seluruh lampu di markas River, Stadion El Monumental, tepat pada pukul 22.00, Rabu (25/11/2020) malam waktu Buenos Aires. Itu merupakan satu-satunya penghormatan yang dilakukan River kepada mantan pemain Boca sejak kedua tim memulai persaingan sengit bertajuk derbi superclasico pada 24 Agustus 1913.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 14 dengan judul "Akhir Kisah ”Bocah Emas”".
Baca Epaper Kompas