logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊBatu Loncatan dari Kesunyian
Iklan

Batu Loncatan dari Kesunyian

Pandemi memaksa Borobudur Marathon edisi 2020 digelar dalam suasana sepi, tanpa ribuan peserta dan ingar bingar penonton. Namun, keheningan itu justru bisa menjadi batu loncatan Borobudur Marathon mencapai level dunia.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/GHj1b-00w1UPA0ssoiNt_os8OPY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F61b8f0bc-40aa-4a07-9465-c189c236c167_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah atlet elite mengikuti Borobudur Marathon 2020 yang digelar di tengah pandemi Covid-19. Lomba lari ini menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.

Berbeda dari edisi-edisi lalu, Borobudur Marathon 2020 berlangsung sunyi. Tiada lautan manusia berupa ribuan peserta di lintasan. Absen pula ingar-bingar dukungan warga. Namun, di balik sepi itu, penyelenggaraan tahun ini justru menjadi batu loncatan untuk kian mendekatkan diri pada standar maraton dunia.

”Ibarat hotel, Borobudur Marathon 2020 dapat bintang terbanyak. Walaupun peserta terbatas dan tidak ada penonton seperti tahun-tahun sebelumnya, kualitas lomba untuk pelari elite semakin membaik. Kalau kualitas ini dipertahankan dan jumlah partisipasi peserta ataupun penonton kembali normal, kejuaraan ini akan jauh lebih baik,” ujar juara maraton putri Borobudur Marathon 2020, Pretty Sihite, di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2020) lalu.

Editor:
Yulvianus Harjono
Bagikan