BOROBUDUR MARATHON 2020
Bahan Evaluasi Diri
Mengikuti Borobudur Marathon 2020 membuat para pelari banyak mengevaluasi diri. Selama masa pandemi Covid-19, mereka tidak berlatih optimal sehingga catatan waktu merosot dratis.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F7c29f3ab-16c9-470d-8129-887e6cb60559_jpg.jpg)
Pelari putra Betmen Manurung melakukan hormat menjelang masuki finis di urutan pertama pada Borobudur Marathon 2020 di Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2020). Pelari Betmen Manurung menjuarai katergori putra dengan catatan waktu 2 jam 42 menit. Sementara kategori putri dijuarai oleh pelari asal Tapanuli Utara, Pretty Sihite, dengan catatan waktu 3 jam 11 menit.
MAGELANG, KOMPAS — Mengikuti Borobudur Marathon 2020 membuat para pelari banyak mengevaluasi diri. Selama masa pandemi Covid-19, mereka tidak berlatih optimal sehingga catatan waktu merosot dratis dalam perlombaan kali ini. Bahkan, beberapa pelari justru bertumbangan dan gagal finis. Pasca-Borobudur Marathon 2020, mereka bertekad untuk kembali berlatih normal guna menatap potensi kejuaraan-kejuaraan lain.
”Kami memang tidak berlatih optimal seperti biasanya selama pandemi. Apalagi tidak ada kejuaraan yang bisa memicu diri untuk displin berlatih. Maka itu, fisik tidak berada di kondisi normal sehingga sulit untuk mempertahankan ataupun mempertajam personal best di Borobudur Marathon 2020 ini,” ujar Hamdan Syafril Sayuti, pemenang ketiga maraton putra, ditemui seusai lomba di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2020).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Apresiasi Positif dari Para Pelari".
Baca Epaper Kompas