logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊJaga Semangat Atlet Muda
Iklan

Jaga Semangat Atlet Muda

Meski punya waktu lebih panjang untuk bersiap mengikuti Olimpiade Tokyo 2020, atlet muda harus berjuang keras mengatasi kejenuhan. Pandemi virus korona membuat tak ada kejuaraan untuk menguji hasil latihan.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/weCfqWV9JsynRSMB8qbHUECny1w=/1024x684/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Fc9d05929-e9ba-4d27-962f-a96a04bee528_jpg.jpg
KOMPAS/Adrian Fajriansyah

Pelari Lalu Muhammad Zohri menjalani tes catatan waktu lari 150 meter di Stadion Madya GBK, Senayan, Jakarta, 7 Januari 2020). Zohri kini berlatih di Mataram untuk bersiap menghadapi Olimpiade Tokyo 2020 yang ditunda selama satu tahun.

JAKARTA, KOMPAS - Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 berdampak ganda pada para atlet muda yang sudah memastikan lolos kualifikasi. Penundaan selama satu tahun membuat waktu persiapan atlet lebih panjang. Di sisi lain, tantangannya cukup berat.  Para atlet hanya bisa berlatih tanpa tahu kapan bisa mengevaluasi hasil latihan dan menguji mental karena jadwal kejuaraan yang sudah tak pasti.

”Saya dan pelatih berusaha berlatih setahap demi setahap. Kami tidak mau terlalu memforsir, khawatir cepat mencapai puncak performa sedangkan tidak ada kejuaraan yang bisa diikuti. Kalau itu terjadi, atlet bisa lemes karena tidak ada tempat untuk menguji diri,” ujar atlet menembak air rifle putri Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba, yang sudah memastikan tiket ke Tokyo, ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu (5/4/2020).

Editor:
Johan Waskita
Bagikan