logo Kompas.id
OlahragaMenakar Piala Dunia di...
Iklan

Menakar Piala Dunia di Indonesia

Sebagai negara besar, Indonesia harus punya visi jangka panjang dan mimpi besar, seperti bermimpi menggelar Piala Dunia suatu hari nanti. Hanya saja, seperti dikatakan Romario, Piala Dunia sebaiknya digelar ketika urusan sepak bola tidak lagi mengalahkan hal-hal yang lebih penting seperti, urusan perut, ekonomi, dan kesehatan di sebuah negara.

Oleh
Yulvianus Harjono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/av09cZ1ncY65kZQfGJEI1hi5Giw=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F68119556.jpg
REUTERS/KAI PFAFFENBACH

Para pemain Perancis merayakan gelar juara dunia setelah mengalahkan Kroasia 4-2 pada laga final Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskwa, Rusia, Minggu (15/7/2018). Ini gelar kedua Perancis setelah 1998. Banyak negara berebut menggelar ajang akbar empat tahunan ini.

”Dari sekian banyak hal tidak penting, sepak bola sejauh ini adalah yang terpenting”—Paus Yohanes Paulus II.

Sepak bola memang tidak pernah penting. Itu bukanlah perkara hajat hidup orang banyak, bukan pula agama yang memengaruhi cara hidup dan bertindak para penganutnya. Namun, pada satu masa, sepak bola menjadi obyek supra, di atas segalanya. Orang-orang sejenak melupakan urusan ekonomi, politik, demi pertunjukan di lapangan hijau.

Editor:
prasetyoeko
Bagikan