logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊTantangan Menempa Mental Atlet...
Iklan

Tantangan Menempa Mental Atlet Tunagrahita

Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hCDhjyCkkYopsqPBKcGxbVyZNMg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F10%2FIMG-20181011-WA0023_1539261948.jpg
KOMPAS/DHANANG DAVID ARITONANG

Pertandingan tenis meja di nomor beregu putra kelas 11 tunagrahita Asian Para Games 2018, antara pasangan Indonesia Dwi Hajiyanto (22)/Achmad Yusuf (46) melawan Kim Gi-tee/Jeong Kyu-yong dari Korea Selatan di Ecovention Ancol, Jakarta, Kamis (11/10).

JAKARTA, KOMPAS - Atlet nasional tenis meja tunagrahita memiliki potensi besar untuk berprestasi di tingkat dunia, khususnya para pemain muda. Meski demikian, mental dan jam terbang para atlet masih perlu diasah. Oleh sebab itu, dibutuhkan kesabaran para pelatih agar para atlet dengan keterbatasan intelektual ini bisa bermain dengan gaya yang lebih variatif dan tidak mudah terbaca lawan.

Pelatih tenis meja Paralimpiade Indonesia, Bayu Widhie Hapsara mengatakan, salah satu tantangan besar yaitu ketika melatih para atlet tunagrahita untuk bermain tenis meja. Dibutuhkan kesabaran khusus serta komunikasi yang efektif agar perasaan mereka tetap terjaga selama latihan dan pertandingan.

Editor:
Bagikan