logo Kompas.id
NusantaraKonservasi Belida, Asa Jaga...
Iklan

Konservasi Belida, Asa Jaga Cita Rasa Legenda di ”Bumi Sriwijaya”

Sebelum dilarang dikonsumsi, ikan belida jadi bahan pembuatan kuliner khas Palembang dan sekitarnya, seperti pempek.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
· 1 menit baca
Ikan belida hasil budidaya atau pengembangbiakan di Pusat Riset dan Konservasi Ikan Belida di Kampus C Universitas PGRI Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (18/10/2024). Pusat Riset dan Konservasi Belida itu dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas PGRI dengan dukungan Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Ikan belida hasil budidaya atau pengembangbiakan di Pusat Riset dan Konservasi Ikan Belida di Kampus C Universitas PGRI Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (18/10/2024). Pusat Riset dan Konservasi Belida itu dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas PGRI dengan dukungan Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju.

Belida (Chitala sp) adalah ikan primadona dalam sejarah kuliner Sumatera Selatan. Namun, sejak populasinya berkurang drastis dan berstatus perlindungan penuh, belida perlahan menjadi mitos kuliner. Tak sedikit masyarakat, terutama generasi muda, yang mengenal belida hanya dari patung di Benteng Kuto Besak (BKB), di tepi Sungai Musi, Palembang.

Raut wajah Sujaka Nugraha (31) tampak resah, Jumat (18/10/2024). Siang itu, dosen budidaya ikan di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas PGRI Palembang itu melihat satu individu belida lopis (Chitala lopis) kecil tidak bergerak di akuarium nomor 15.

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan