logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊCerita Pangan Dayak untuk Hari...
Iklan

Cerita Pangan Dayak untuk Hari Esok

Acara Bakesah Lewu Itah memperlihatkan pentingnya pangan lokal dalam menjaga budaya.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
Midoe Bua (67) merupakan penari di balik topeng besar yang ia pukul di kepalanya dalam tarian Bukung khas dari Desa Luwuk Kowan, Telaga Antang, Kalimantan Tengah, dalam acara puncak pergelaran budaya Bakesah Lewu Itah, di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (2/9/2024). Tarian Bukung yang kaya makna ini juga kerap disebut sebagai tarian kematian.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Midoe Bua (67) merupakan penari di balik topeng besar yang ia pukul di kepalanya dalam tarian Bukung khas dari Desa Luwuk Kowan, Telaga Antang, Kalimantan Tengah, dalam acara puncak pergelaran budaya Bakesah Lewu Itah, di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (2/9/2024). Tarian Bukung yang kaya makna ini juga kerap disebut sebagai tarian kematian.

Pangan lokal seharusnya menjadi masa depan bangsa. Namun, nasibnya menghadapi berbagai ancaman hingga tersudut meski belum benar-benar mati.

Kalau saja kita bisa mundur

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan