Kebiasaan Jokowi Undang ”Influencer” untuk Isu Strategis Cederai Rasa Ingin Tahu Publik
Ketimbang ”influencer”, pers perlu dilibatkan dalam komunikasi kebijakan strategis agar menghasilkan informasi kritis.
AMBON, KOMPAS — Penggunaan influencer (pemengaruh) dalam komunikasi kebijakan strategis Presiden Joko Widodo dinilai mencederai rasa ingin tahu publik. Geliat perbincangan mereka di media sosial membuat para pemengaruh ini dipilih ketimbang jurnalis untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengkritik tindakan Presiden Joko Widodo yang mengundang para pemengaruh untuk mengomunikasikan perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur beberapa waktu lalu. Di unggahan pada media sosial, Jokowi terlihat bersama pesohor seperti Nagita Slavina, Raffi Ahmad, Atta Halilintar, dan Gading Marten. Hasil kunjungan itu diunggah di akun media sosial masing-masing para pesohor itu.