Bebas Akses LINGKUNGAN
Anak Muda Digandeng untuk Gencarkan Penanaman Mangrove
Mengrove punya aneka manfaat bagi lingkungan dan ekonomi. Anak muda pun digandeng menggencarkan penanaman mangrove.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F07%2F24%2Fcb14919a-0142-42fe-a43a-ede0f4ad2e7f_jpg.jpg)
Sebuah poster kampanye lingkungan yang dipasang saat kelompok anak muda melakukan aksi penanaman mangrove di Pantai Mangunharjo di Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/7/2024).
SEMARANG, KOMPAS — Puluhan anak muda diajak menanam dan diberi pengetahuan terkait dengan mangrove di pesisir utara Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/6/2024). Mangrove yang memiliki beragam manfaat ekonomi dan ekologis itu diharapkan bisa terus tumbuh dan dilestarikan, terutama oleh anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa.
Penanaman dan lokakarya mangrove itu diselenggarakan oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) di kawasan Pantai Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Semarang, dalam rangka menyambut Hari Mangrove Sedunia pada 26 Juli mendatang.
Kegiatan itu diikuti oleh sedikitnya 60 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) dari berbagai perguruan tinggi di Semarang dan sekitarnya.
”Semoga kegiatan ini bisa membantu kita semua dalam menemukan generasi-generasi penerus yang senantiasa berkomitmen untuk terus menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan. Sebab anak muda inilah yang nantinya berperan membantu mewujudkan komitmen pemerintah dalam upaya melaksanakan rehabilitasi mangrove di Indonesia,” kata Communications Director Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F07%2F24%2F3a089fe3-0f4b-4a1d-9545-b7042de3c93b_jpg.jpg)
Perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus teribat dalam penanaman bibit mangrove di Pantai Mangunharjo di Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/7/2024).
Mutiara memaparkan, sejak tahun 1979, BLDF konsisten menanam jutaan pohon di berbagai titik. Selain di Pantai Mangunharjo, BLDF telah menanam sekitar 1,1 juta pohon mangrove di sepanjang pesisir pantai utara Jateng dan sebagian daerah di Bali.
Tak hanya pohon mangrove, BLDF juga gencar menanam pohon trembesi. Penanaman sekitar 3 juta pohon trembesi, antara lain, dilakukan di sepanjang Jalan Tol Trans-Jawa dan sebagian Tol Trans-Sumatera.
Baca juga: Menyambut Hari Mangrove Sedunia di Pantai Mangunharjo
”Bersama dengan anak-anak muda Siap Darling, kami juga sudah menanam lebih dari 100.000 pohon di berbagai lokasi, seperti di situs-situs bersejarah di Jawa dan Sumatera. Penanaman juga kami lakukan di sembilan universitas, dengan melibatkan sekitar 8.400 mahasiswa,” ucap Mutiara.
Jutaan pohon itu ditanam oleh BLDF dengan sejumlah pihak. Pohon-pohon yang telah ditanam tersebut diperkirakan memiliki potensi serapan karbon yang cukup tinggi, yakni 4,6 juta ton karbon per tahun. Mutiara berharap kegiatan itu bisa terus dilakukan, bahkan bisa menjangkau wilayah yang lebih luas lagi pada masa mendatang.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F07%2F24%2Fe57a345c-1d9e-41b8-9f25-4f22f0683b20_jpg.jpg)
Warga membawa bibit tanaman mangrove yang akan ditanam di Pantai Mangunharjo di Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/7/2024).
Sebelum diajak menanam mangrove, para anak muda Siap Daring itu lebih dulu mengikuti lokakarya soal mangrove. Salah satu pemateri dalam lokakarya itu adalah Guru Besar Manajemen Lingkungan Universitas Diponegoro, Semarang, Sudharto Prawata Hadi.
Sudharto menuturkan, mangrove memiliki manfaat ekologis, yakni menyelamatkan lingkungan. Mangrove adalah tanaman yang bisa memperkuat bangunan sabuk pantai dan menjadi penangkal gelombang. Dengan adanya mangrove, abrasi bisa dicegah.
Baca juga: Literasi Hijau Digencarkan demi Keberlanjutan Lingkungan
”Mangrove yang menjadi habitat bagi biota air juga punya manfaat ekonomi. Di Mangunharjo, tambak-tambak yang dulu rusak terkena abrasi, setelah adanya mangrove, bisa kembali produktif. Bandeng dan udang bisa dibudidaya di sana. Hutan mangrove pun juga bisa menjadi tempat wisata,” ujar Sudharto.
Terkait dengan dampak perubahan iklim, Sudharto menyebut, mangrove juga punya fungsi mitigasi dan adaptasi. Mangrove dinilai bisa memitigasi dampak perubahan iklim karena tanaman tersebut bisa menyerap emisi karbon empat kali lipat lebih besar dibandingkan dengan tanaman lain di darat.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F07%2F18%2F2ccf34b8-ab2b-43d2-b8de-013780e0dd7e_jpg.jpg)
Hamparan tanaman mangrove dengan latar belakang kawasan industri tampak dari Pantai Mangunharjo di Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/7/2024).
Dari segi adaptasi dampak perubahan iklim, mangrove disebut Sudharto mampu mengatasi abrasi. Di Mangunharjo, daratan sekitar 1,5 kilometer yang semula tergerus abrasi bisa tertanggulangi dengan adanya penanaman mangrove di wilayah tersebut.
”Sehingga, saya meminta tolong kepada pemerintah agar mangrove yang sudah menjadi hutan, seperti di Mangunharjo ini dialokasikan menjadi ruang terbuka hijau. Jadi, siapa pun yang memiliki (lahan ini) bisa memastikan supaya mangrove tetap hidup dan melindungi warga,” tutur Sudharto.
Baca juga: Sururi, Penjaga Benteng Alam Pesisir Semarang
Dalam penanaman mangrove, para mahasiswa dibimbing oleh Sururi (66), warga Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, yang memperoleh penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Juni 2024. Sururi telah menanam mangrove di sekitar tempat tinggalnya sejak tahun 1995. Kala itu, ia menanam mangrove karena resah melihat lingkungannya tergerus abrasi.
”Mulanya, saya sempat terseok-seok karena tidak ada yang mengarahkan (dalam penanaman mangrove). Kemudian, pada tahun 1997, saya diarahkan oleh Porf Sudharto dan tahun 2007 mulai digandeng oleh BLDF. Sejak disponsori oleh BLDF, tanaman mangrove di sini jadi semakin banyak,” kata Sururi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F07%2F18%2Ff30e03c2-817d-4cae-a85f-dea49695e6bd_jpg.jpg)
Sururi, warga yang konsisten menghijaukan kawasan pesisir utara dengan tanaman mangrove di Pantai Mangunharjo di Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (18/7/2024).
Menurut Sururi, tanaman mangrove di wilayah Mangunharjo terdiri atas tiga petak dengan luas total sekitar 80 hektar. Tak hanya melindungi dari abrasi, mangrove juga disebut Sururi mampu mendatangkan potensi ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dari tanaman mangrove tersebut, ada berbagai macam produk turunan yang bisa dihasilkan, mulai dari tinta batik hingga aneka olahan makanan.
Saya meminta tolong kepada pemerintah agar mangrove yang sudah menjadi hutan, seperti di Mangunharjo ini dialokasikan menjadi ruang terbuka hijau.
Sementara itu, pegiat isu lingkungan sekaligus kreator konten muda, Jerhemy Owen, menilai, anak muda perlu mengambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan. Tak hanya bagi dirinya sendiri, kesadaran untuk melestarikan lingkungan juga dianggap Owen perlu disebarkan, salah satunya melalui media sosial.
”Anak muda lekat dengan label penggagas serta penggerak perubahan. Era digital memungkinkan kita untuk membagikan lebih banyak konten positif yang menginspirasi banyak orang untuk turut serta ambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan,” ujarnya.