TRADISI
”Ngalap Berkah” di Malam 1 Sura
Malam 1 Sura adalah waktunya introspeksi. ”Ngalap berkah” jadi cara bagi warga merawat harapan di hari-hari mendatang.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F07%2F08%2F23da56d0-2553-4265-b4e9-7fc227d9d603_jpg.jpg)
Abdi dalem menggotong pusaka yang dibawa dalam kirab malam pergantian tahun Jawa atau Malam 1 Sura di Kasunanan Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (7/7/2024). "Kebo bule" menjadi keunikan pada kirab tersebut. Hewan itu memimpin langkah kirab dengan berada di barisan paling depan.
Bagi sebagian masyarakat Jawa, momen peringatan pergantian tahun, atau Malam 1 Sura, bukan hanya digunakan untuk berefleksi. Sejumlah kalangan menjadikannya masa ngalap berkah berwujud ”udik-udik” dan air kembang sisa dari pemandian pusaka. Hal-hal itu diyakini akan membawa kebaikan sepanjang tahun yang baru.
Tarmi berdiri tegap di antara kerumunan warga yang berjubel di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (7/7/2024). Stoples plastik yang dibawanya digenggam erat. Sorot matanya tertuju pada sebuah meja panjang dan ember besar berisi air bertabur bunga setaman, yang juga sering disebut ”kembang tujuh rupa”.