Iklan
Industri Tekstil di Ujung Tanduk
Gempuran impor mengancam industri tekstil nasional. Langkah pemerintah menahan gempuran itu dinantikan.
![Aktivitas produksi divisi garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (13/2/2019).](https://cdn-assetd.kompas.id/S8_ji9y96Jv6hbwm8WpdSiPLrWs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2019%2F04%2F16%2F55b98276-c1d0-469a-9507-bf176b84c458_jpg.jpg)
Aktivitas produksi divisi garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (13/2/2019).
SURAKARTA, KOMPAS β Kondisi industri tekstil dan produk tekstil nasional berada di ujung tanduk. Gempuran impor dinilai mengancam keberlanjutan usaha dari sektor tersebut. Pelaku industri menanti keberpihakan pemerintah untuk melindungi mereka.
Kompartemen Sumber Daya Manusia Asosiasi Pertekstilan Indonesia Harrison Silaen menyampaikan, lesunya sektor industri terlihat dari merosotnya operasionalisasi utilitas pabrik-pabrik anggota organisasi tersebut. Saat ini, kata dia, tinggal tersisa 45 persen utilitas yang beroperasi.