Kala Palembang Tinggalkan Kearifan Lingkungan Warisan Sriwijaya
Sejatinya, nenek moyang orang Palembang telah mengajarkan cara beradaptasi dengan kehidupan air, tetapi kini diabaikan.
Sejak era Kedatuan, penguasa Sriwijaya sudah paham karakteristik Palembang yang dikelilingi banyak sungai dan rawa sehingga lebih sering tergenang. Pembangunan adaptif berjalan selama berabad-abad tetapi kini perlahan dilupakan. Arah pembangunan Palembang bahkan berubah drastis dari kota air menjadi kota daratan yang sebabkan rentan banjir.
Salah satu pola adaptasi penguasa Sriwijaya (abad VII-XI) adalah menempatkan candi dan permukiman di lokasi lebih tinggi yang minim terdampak banjir atau tergenang air. Kemudian, mereka membuat saluran air atau kanal-kanal untuk mencegah banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau.