Sumsel Punya Kopi, Lampung Punya Nama
Meski produksi berlimpah, petani kopi Sumsel belum memiliki daya tawar kuat karena bergantung pada pasar di Lampung.
Meski memiliki produksi lebih berlimpah, petani kopi di Sumatera Selatan tidak memiliki daya tawar kuat dalam perdagangan kopi. Hal itu karena penjualan biji kopi dari ”Bumi Sriwijaya” bergantung pada mekanisme pasar di Lampung yang menjadi rumah besar industri kopi di Sumatera bagian selatan. Akhirnya, timbul anekdot di kalangan petani yang menyebut Sumsel punya kopi, tetapi Lampung yang punya nama.
Berdasarkan keterangan sejumlah petani kopi di beberapa wilayah Sumsel, seperti Kota Pagar Alam, Kabupaten Muara Enim, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, secara turun-temurun, kopi yang dihasilkan petani di Sumsel dijual kepada pengepul atau tauke yang berafiliasi dengan gudang atau pabrik besar di Lampung.