Iklan
Program Tapera Dikhawatikan Jadi Harapan Palsu dan Bebani Pekerja
Program Tapera dikhawatirkan menjadi harapan palsu karena iuran yang terkumpul tak cukup untuk membeli rumah.
![Pekerja tengah mengerjakan proyek rumah di Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (30/5/2024).](https://cdn-assetd.kompas.id/DewEKHAyI0vKI6dpD0gcuulGQeI=/1024x589/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F30%2Fa67701c5-8188-41b3-8931-84060e65f4cc_jpg.jpg)
Pekerja tengah mengerjakan proyek rumah di Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (30/5/2024).
DENPASAR, KOMPAS β Program Tabungan Perumahan Rakyat dinilai memberatkan pekerja sektor formal ataupun informal. Alih-alih membantu masyarakat untuk memiliki rumah, program tersebut justru dikhawatirkan membebani masyarakat dan sekadar menjanjikan harapan palsu.
Sekretaris Federasi Serikat Pekerja Mandiri Indonesia (FSPMI) Regional Bali Ida I Dewa Made Raibudi Darsana mengatakan, program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) masih sulit diterima dengan akal sehat.