Iklan
Potongan 2,5 Persen Memberatkan, Tak Semua Karyawan Butuh Tapera
Program Tapera dinilai memberatkan buruh dan pengusaha di Jateng. Penyediaan rumah disebut jadi tanggung jawab negara.
SEMARANG, KOMPAS β Sejumlah buruh dan pengusaha di Jawa Tengah mengaku keberatan dengan program Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera yang digagas pemerintah. Potongan 2,5 persen yang dibebankan kepada pekerja dan potongan 0,5 persen yang dibebankan kepada pemberi kerja dinilai terlalu besar. Di sisi lain, tidak semua karyawan butuh membeli rumah.
Salah satu yang keberatan dengan potongan Tapera adalah Cindy (24), pekerja sebuah perusahaan swasta di Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang. Setiap bulan, Cindy yang digaji Rp 3,3 juta itu mengaku sudah terlalu banyak menanggung beban potongan.