logo Kompas.id
NusantaraLimbah Racik Uang Kertas untuk...
Iklan

Limbah Racik Uang Kertas untuk ”Co-firing” Batubara PLTU di NTB

Pembangkit listrik tenaga uap di NTB mulai memanfaatkan limbah racik uang kertas sebagai substitusi batubara.

Oleh
ISMAIL ZAKARIA
· 1 menit baca
Campuran batubara dengan sampah (SRF) ditunjukkan di area <i>coal yard</i> Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (11/10/2021). Sejak akhir 2020, PLN UIW NTB mulai mendorong penggunaan biomassa, seperti sampah dan serbuk kayu, sebagai substitusi batubara di PLTU Jeranjang.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Campuran batubara dengan sampah (SRF) ditunjukkan di area coal yard Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (11/10/2021). Sejak akhir 2020, PLN UIW NTB mulai mendorong penggunaan biomassa, seperti sampah dan serbuk kayu, sebagai substitusi batubara di PLTU Jeranjang.

MATARAM, KOMPAS — Pengurangan pemakaian batubara melalui pemanfaatan biomassa atau co-firing pada pembangkit listrik tenaga uap terus dilakukan di Nusa Tenggara Barat. Setelah penggunaan serbuk kayu, sampah, dan bonggol jagung berjalan, sumber bahan baku lain untuk co-firing juga terus ditambah. Salah satunya limbah racik uang kertas.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat Sudjarwo dalam keterangan persnya, Senin (13/5/2024), mengatakan, kebutuhan untuk co-firing atau substitusi batubara dengan biomassa di NTB masih cukup besar.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan