logo Kompas.id
NusantaraCuaca Ekstrem Bukan...
Iklan

Cuaca Ekstrem Bukan Satu-satunya ”Biang Kerok” di Balik Banjir Semarang

Hujan ekstrem bukan satu-satunya penyebab banjir di Kota Semarang, Jateng. Penyelesaian komprehensif perlu dilakukan.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
· 1 menit baca
Permukiman warga tergenang banjir di kawasan utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024). Cuaca buruk dalam beberapa hari ini menyebabkan banjir hingga melumpuhkan fasilitas publik dan menggenangi permukiman warga.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Permukiman warga tergenang banjir di kawasan utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (14/3/2024). Cuaca buruk dalam beberapa hari ini menyebabkan banjir hingga melumpuhkan fasilitas publik dan menggenangi permukiman warga.

Aktivitas sebagian masyarakat di Kota Semarang, Jawa Tengah, lumpuh akibat banjir yang menggenangi sejumlah titik pada Kamis (14/3/2024). Hujan ekstrem yang turun sepanjang hari pada Rabu (13/3/2024) disebut-sebut sebagai biang kerok dalam bencana itu. Padahal, ada faktor lain yang turut memicu banjir di ibu kota Jateng tersebut.

Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jateng mencatat, sepanjang Rabu, hujan yang turun di Kota Semarang tergolong lebat, sangat lebat, hingga ekstrem. Hujan ekstrem yang terjadi di hampir seluruh wilayah Kota Semarang itu memiliki curah hujan sekitar 152 milimeter per hari hingga 238 mm/hari.

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bagikan