KEBUDAYAAN
Kolaborasi Jadi Pijakan Pura Mangkunegaran dalam Pengembangan Budaya
Pura Mangkunegaran bertekad mengembangkan kebudayaan agar tak sekadar jadi warisan masa lalu. Kolaborasi menjadi kunci.
![Pemimpin Pura Mangkunegaran KGPAA Mangkunegara X duduk di singgasananya dalam peringatan ke-2 kenaikan takhtanya, di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (19/2/2024).](https://assetd.kompas.id/KA51U_kLHogJczYAb4TSdayfTVI=/1024x580/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F02%2F19%2F712a6d55-ff77-4423-bf2f-4ef2cee7679a_jpg.jpg)
Pemimpin Pura Mangkunegaran KGPAA Mangkunegara X duduk di singgasananya dalam peringatan ke-2 kenaikan takhtanya, di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (19/2/2024).
SURAKARTA, KOMPAS – Pura Mangkunegaran, salah satu institusi kerajaan tradisional di Kota Surakarta, Jawa Tengah, terus berupaya agar kebudayaan tidak sekadar menjadi warisan masa lalu. Untuk melestarikan kebudayaan di tengah zaman yang terus berubah, beragam upaya pengembangan dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.
Demikian disampaikan Pemimpin Pura Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X, seusai peringatan tahun kedua kenaikan takhtanya, Senin (19/2/2024), di Pura Mangkunegaran, Surakarta.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 11 dengan judul "Kolaborasi Jadi Pijakan Pura Mangkunegaran".
Baca Epaper Kompas