logo Kompas.id
NusantaraFenomena Banjir Parah di...
Iklan

Fenomena Banjir Parah di Sumsel akibat Daya Dukung Lingkungan Terganggu

Banjir kali ini, kata Pemprov Sumsel, akibat kemampuan tanah menyerap air berkurang karena terpapar kemarau tahun lalu.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
· 1 menit baca
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq memberikan sambutan sebelum kegiatan ”Penanaman Pohon dalam Rangka Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai” di areal Kebun Raya Sriwijaya, Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (20/1/2024).
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq memberikan sambutan sebelum kegiatan ”Penanaman Pohon dalam Rangka Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai” di areal Kebun Raya Sriwijaya, Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (20/1/2024).

PALEMBANG, KOMPAS — Fenomena banjir parah yang baru melanda sejumlah daerah di Sumatera Selatan, di antaranya di Kabupaten Musi Rawas Utara, tidak bisa dimungkiri akibat daya dukung lingkungan terganggu. Fenomena itu tidak boleh diabaikan, tetapi harus dilakukan analisis yang komprehensif. Kalau tidak, bencana serupa akan berulang dan menyebabkan kerugian lebih besar.

”Alam adalah salah satu faktor kalibrasi yang tidak bisa dibohongi. Kalau kita menyatakan baik, tetapi begitu hujan terjadi banjir, itu bisa dinarasikan bahwa ada yang tidak baik dengan lingkungan tersebut. Untuk itu, Pemprov Sumsel harus mencermati secara serius, apa faktor yang menyebabkan banjir tersebut. Jangan sembrono, fenomena itu harus segera dianalisis penyebab pastinya,” ujar Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq di Kebun Raya Sriwijaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, Sabtu (20/1/2024).

Editor:
MARIA SUSY BERINDRA
Bagikan