logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊTragedi Kereta Api, dari...
Iklan

Tragedi Kereta Api, dari Bintaro hingga Cicalengka

Tabrakan kereta api di Cicalengka menambah daftar panjang tragedi serupa di Indonesia. Faktor manusia dan teknis menjadi penyebab utama. Kecelakaan harusnya tak berulang dengan sistem kerja yang tepat dan memadai.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI, MACHRADIN WAHYUDI RITONGA, FABIO MARIA LOPES COSTA, CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Β· 1 menit baca
Kondisi di tempat tabrakan Kereta Api Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan Commuterline Bandung Raya di Km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka, Jumat (5/1/2024).
KOMPAS/FAKHRI FADLURROHMAN

Kondisi di tempat tabrakan Kereta Api Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dan Commuterline Bandung Raya di Km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka, Jumat (5/1/2024).

Tabrakan maut antara dua kereta api di Cicalengka, Jawa Barat, menambah panjang tragedi di atas rel. Sebelumnya, kecelakaan serupa juga terjadi di Pemalang, Brebes, Cirebon, hingga Bintaro yang menelan lebih dari 100 korban jiwa. Tragedi ini seharusnya tidak berulang.

Jarum jam baru menunjukan pukul 06.30. Cahaya matahari belum lama menembus masuk rumahnya, saat Ny Dede (53), warga Babakan Dka, Kelurahan Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dikejutkan guncangan dan suara keras, Jumat (5/1/2024).

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan