logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊElegi Akhir Tahun, Kematian...
Iklan

Elegi Akhir Tahun, Kematian Pekerja Migran NTT yang Tiada Henti

Tiga jenazah pekerja migran ilegal kembali dipulangkan ke NTT. Pemerintah Provinsi NTT berkilah persoalan itu urusan kabupaten atau kota.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
Aplonia Dhey (38) dipeluk kerabat saat sedang menangis histeris dan nyaris jatuh begitu jenazah suaminya, Lenesius Soba (44), yang meninggal di Malaysia, Selasa (26/12/2023), tiba di terminal kargo Bandara El Tari Kupang, Sabtu (30/12/2023). Hari itu, tiga peti jenazah tiba dari Malaysia, yakni jenazah warga Kabupaten Ende, Sikka, dan Flores Timur.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Aplonia Dhey (38) dipeluk kerabat saat sedang menangis histeris dan nyaris jatuh begitu jenazah suaminya, Lenesius Soba (44), yang meninggal di Malaysia, Selasa (26/12/2023), tiba di terminal kargo Bandara El Tari Kupang, Sabtu (30/12/2023). Hari itu, tiga peti jenazah tiba dari Malaysia, yakni jenazah warga Kabupaten Ende, Sikka, dan Flores Timur.

Kematian pekerja migran ilegal asal Nusa Tenggara Timur tidak pernah berakhir. Setiap bulan rata-rata 12,58 pekerja migran ilegal meninggal di luar negeri. Sepanjang 2023, total jenazah yang tiba melalui Bandara El Tari Kupang ada 151 orang. Jumlah ini terbanyak dalam sejarah pekerja migran NTT. Belum termasuk jenazah yang dimakamkan di luar negeri atau tidak terlapor.

Ratap tangis kembalipecah di terminal kargo Bandara El Tari Kupang di akhir tahun, Sabtu (30/12/2023). Tiga jenazah pekerja migran ilegal asal tiga kabupaten berbeda tiba. Mereka meninggal karena kecelakaan dan sakit. Meskipun pesawat Garuda Indonesia yang membawa jenazah baru tiba pukul 12.45 Wita, mereka menunggu sejak pukul 09.00 Wita.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan