logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊPalembang Kian Tidak Ramah...
Iklan

Palembang Kian Tidak Ramah bagi Wisatawan

Aksi kriminalitas di kawasan wisata Palembang makin meresahkan. Dalam setahun terakhir, beberapa kali terjadi aksi pemalakan oleh preman atau tukang parkir liar kepada wisatawan yang mayoritas dari luar Sumsel.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
Β· 1 menit baca
Wisatawan asal Ogan Komering Ulu Timur dikerumuni pedagang kaki lima yang memaksa dagangannya dibeli dan pengamen yang memaksa meminta uang di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (29/11/2023). Sebagai wajah utama pariwisata Palembang dan Sumsel, kawasan sekitar Sungai Musi, khususnya di sekitar Benteng Kuto Besak dan Pasar 16 Ilir yang berada di antara Jembatan Ampera, justru tidak bisa memberikan rasa nyaman dan aman untuk wisatawan. Kawasan itu semakin angker karena maraknya aksi kriminalitas oleh preman, pengamen intimidatif, dan parkir liar agresif.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Wisatawan asal Ogan Komering Ulu Timur dikerumuni pedagang kaki lima yang memaksa dagangannya dibeli dan pengamen yang memaksa meminta uang di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (29/11/2023). Sebagai wajah utama pariwisata Palembang dan Sumsel, kawasan sekitar Sungai Musi, khususnya di sekitar Benteng Kuto Besak dan Pasar 16 Ilir yang berada di antara Jembatan Ampera, justru tidak bisa memberikan rasa nyaman dan aman untuk wisatawan. Kawasan itu semakin angker karena maraknya aksi kriminalitas oleh preman, pengamen intimidatif, dan parkir liar agresif.

PALEMBANG, KOMPAS β€” Sebagai wajah utama pariwisata Palembang dan Sumatera Selatan, kawasan sekitar Sungai Musi, khususnya di sekitar Benteng Kuto Besak dan Pasar 16 Ilir yang berada di antara Jembatan Ampera, justru tidak bisa memberikan rasa nyaman dan aman untuk wisatawan.

Kawasan Sungai Musi terkesan semakin angker dan tidak ramah terhadap wisatawan karena maraknya aksi kriminalitas oleh para preman, pengamen yang intimidatif, dan parkir liar agresif.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan