logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊLanting, Kemiskinan dan...
Iklan

Lanting, Kemiskinan dan Rapuhnya Ketangguhan Hidup di Kalimantan Tengah

Lanting semakin langka dan dianggap simbol kemiskinan. Penghuninya rentan terdampak bencana dan beragam masalah lain.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Β· 1 menit baca
Jaelani (75) beraktivitas di lanting atau rumah apung miliknya di Flamboyan bawah, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (5/11/2023) siang. Lanting menjadi simbol kemiskinan di Kota Palangkaraya.
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Jaelani (75) beraktivitas di lanting atau rumah apung miliknya di Flamboyan bawah, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (5/11/2023) siang. Lanting menjadi simbol kemiskinan di Kota Palangkaraya.

Bagi warga Banjar, lanting atau rumah apung pernah menjadi simbol ketangguhan warga beradaptasi dengan alam Kalimantan. Namun, belakangan nasibnya muram. Keberadaannya akrab dengan kemiskinan.

Tulang-tulang rusuknya menonjol saat Jaelani mengangkat ember berisi air kecokelatan dari Sungai Kahayan. Tanpa baju, urat-urat di tubuhnya terlihat bekerja keras menopang usaha lelaki berusia 75 tahun itu membawa dan menuangkan air ke jeriken ukuran 5 liter.

Editor:
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
Bagikan