logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊNikel, Pedang Bermata Dua di...
Iklan

Nikel, Pedang Bermata Dua di Maluku Utara

Sejak hilirisasi nikel, ekonomi Maluku Utara tumbuh hampir lima kali lipat rerata nasional. Ironisnya, kemiskinan dan ketimpangan menganga.

Oleh
RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE
Β· 1 menit baca
Kondisi sebagian kawasan di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, yang digusur perusahaan tambang nikel seperti terpantau dari udara melalui pesawat terbang, Kamis (4/2/2016). Penambangan itu diduga telah merusak pesisir hingga biota laut di Teluk Buli akibat sedimentasi.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Kondisi sebagian kawasan di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, yang digusur perusahaan tambang nikel seperti terpantau dari udara melalui pesawat terbang, Kamis (4/2/2016). Penambangan itu diduga telah merusak pesisir hingga biota laut di Teluk Buli akibat sedimentasi.

Memasuki usia ke-24 tahun, Maluku Utara menorehkan capaian impresif dalam pertumbuhan ekonomi. Berkat pertambangan dan hilirisasi nikel, daerah ini menjadi salah satu provinsi yang meraih pertumbuhan ekonomi dua digit pada 2023. Namun, bagaikan pedang bermata dua, pertumbuhan ekonomi yang ditopang dari sektor ekstraktif ini juga harus dibayar mahal dengan kemiskinan dan ketimpangan yang dalam.

Badan Pusat Statistik Maluku Utara pada triwulan II-2023 mencatat, pertumbuhan ekonomi daerah yang juga kaya akan rempah-rempah dan ikan ini mencapai 23,89 persen. Hampir lima kali lipat dari rerata pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan usaha ekstraktif nikel yang berpusat di dua wilayah, yakni Halmahera Tengah dan Halmahera Timur, menyokong capaian tersebut.

Editor:
RINI KUSTIASIH
Bagikan