logo Kompas.id
NusantaraSaat Kekeringan Melanda,...
Iklan

Saat Kekeringan Melanda, Bisnis Air Sumur Bor di NTT Kian ”Basah”

Bisnis pengeboran air di NTT semakin marak di tengah kekeringan ekstrem. Hanya mereka yang memiliki anggaran cukup yang bisa menyewa jasa pengeboran itu, yakni Rp 35 juta-Rp 200 juta per titik bor.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
· 1 menit baca
Para pekerja mengebor sumur di Dusun Oelsonbai, Kelurahan Fatukoa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (15/9/2023). Tampak mesin pengebor terus masuk ke dalam tanah sampai mendapatkan air. Mesin itu sudah mencapai kedalaman 70 meter dari permukaan tanah, tetapi belum mendapatkan air.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Para pekerja mengebor sumur di Dusun Oelsonbai, Kelurahan Fatukoa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (15/9/2023). Tampak mesin pengebor terus masuk ke dalam tanah sampai mendapatkan air. Mesin itu sudah mencapai kedalaman 70 meter dari permukaan tanah, tetapi belum mendapatkan air.

Bisnis sumur bor sedang mekar di Nusa tenggara Timur. Di tengah kekeringan ekstrem akibat dari fenomena El Nino, banyak warga di NTT kesulitan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka pun memutar otak, termasuk dengan membuat sumur baru dengan sistem bor.

Kekeringan ekstrem merata di seluruh wilayah NTT selama masa puncak kemarau. Situasi itu mendorong sebagian warga berusaha memiliki sumur bor untuk kebutuhan bisnis atau pribadi. Hal itu terpaksa dilakukan warga kendati jasa pengeboran sumur tidaklah murah, berkisar Rp 35 juta-Rp 200 juta per titik.

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM, RINI KUSTIASIH
Bagikan