logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊBeragam Cara Warga Melawan...
Iklan

Beragam Cara Warga Melawan Darurat Sampah di Yogyakarta

Di tengah kondisi darurat sampah di Yogyakarta, sejumlah warga mengelola sampah dengan beragam cara. Pengelolaan sampah organik dengan biopori, losida, dan ember tumpuk dipraktikkan untuk mengurangi timbulan sampah.

Oleh
REGINA RUKMORINI
Β· 1 menit baca
Warga mengecek biopori yang digunakan untuk pengelolaan sampah organik di Kampung Badran RW 011, Kelurahan Bumijo, Jetis, Yogyakarta, Jumat (22/9/2023).
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Warga mengecek biopori yang digunakan untuk pengelolaan sampah organik di Kampung Badran RW 011, Kelurahan Bumijo, Jetis, Yogyakarta, Jumat (22/9/2023).

Untuk mengelola sampah organik, sejumlah warga Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memilih membuat biopori atau lubang resapan di dalam tanah. Biopori dibuat dengan melubangi tanah, lalu memasang pipa paralon ke dalam lubang tersebut. Kedalaman biopori biasanya sekitar 1 meter dengan diameter 10-30 sentimeter.

Menurut Ketua RT 051 RW 011 Kelurahan Bumijo, Joko Sularno (60), sejak beberapa tahun lalu, sebagian warga di lingkungan itu mulai membuat biopori untuk menampung sampah organik. Jumlah biopori di wilayah itu kian bertambah setelah Pemerintah Kota Yogyakarta menyosialisasikan program Mbah Dirjo atau Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori ala Jogja.

Editor:
HARIS FIRDAUS
Bagikan