Apresiasi dan Tantangan di Balik Pengakuan Sumbu Filosofi Yogyakarta
Penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia menghadirkan apresiasi sekaligus tantangan. Penetapan itu juga diharapkan ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta.
![Kendaraan melintas saat senja di simpang Tugu Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Selasa (19/9/2023). Tugu Yogyakarta merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ada di kawasan Sumbu Filosofis.](https://cdn-assetd.kompas.id/iz_5Kaz9Oi5PE63PIL3Q-zJMJ78=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F09%2F19%2F2ab8fb7e-2e74-409a-b4d3-efe9457cf20d_jpeg.jpg)
Kendaraan melintas saat senja di simpang Tugu Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Selasa (19/9/2023). Tugu Yogyakarta merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ada di kawasan Sumbu Filosofis.
Tepuk tangan menggema di ruang Sidang Ke-45 World Heritage Committee atau Komite Warisan Dunia di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9/2023). Sesaat sebelumnya, Chairperson World Heritage Committee, Abdulelah Al-Tokhais, mengetuk palu sebagai tanda penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta menjadi warisan budaya dunia yang diakui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO.
Di dalam daftar warisan dunia UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta tercatat dengan nama The Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks. โSelamat untuk Indonesia,โ kata Al-Tokhais seusai mengetuk palu, seperti terlihat dalam video dokumentasi yang diunggah di akun Youtube Humas Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).