logo Kompas.id
NusantaraInsiden Hotel Yamato dalam...
Iklan

Insiden Hotel Yamato dalam Drama Musik Kolosal ”Merdeka Merah Putih”

Insiden Hotel Yamato atau perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia pada 19 September 1945 terus direfleksikan agar warga Surabaya, Jawa Timur, tak kehilangan memori kolektif masa lalu.

Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
· 1 menit baca
Bagian biru dari bendera Belanda disobek dan dibuang oleh perwakilan pemuda saat drama musik kolosal "Merdeka Merah Putih" yang merupakan refleksi dari peristiwa perobekan bendera di depan Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Minggu (17/9/2023). Peristiwa perobekan bendera Belanda tersebut terjadi pada 19 September 1945 di Hotel Majapahit yang saat itu bernama Hotel Yamato.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Bagian biru dari bendera Belanda disobek dan dibuang oleh perwakilan pemuda saat drama musik kolosal "Merdeka Merah Putih" yang merupakan refleksi dari peristiwa perobekan bendera di depan Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Minggu (17/9/2023). Peristiwa perobekan bendera Belanda tersebut terjadi pada 19 September 1945 di Hotel Majapahit yang saat itu bernama Hotel Yamato.

Lebih dari 1.300 orang terlibat dalam drama musik kolosal "Merdeka Merah Putih" di kawasan Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (17/9/2023). Seni kontemporer kolaborasi itu untuk memperingati Insiden Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) atau perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia pada 19 September 1945.

Teatrikal massal itu merupakan refleksi peristiwa 78 tahun silam yang berangkat dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Bagi koloni Belanda, akhir bulan itu menjadi peringatan kelahiran Ratu Wilhelmina. Namun, justru Presiden Soekarno mengeluarkan Maklumat Pekik Merdeka dan pengibaran bendera Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia sebagai pesan amat kuat bahwa bangsa ini telah merdeka termasuk di Surabaya.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan