logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊKenaikan Ongkos Produksi...
Iklan

Kenaikan Ongkos Produksi Lambungkan Harga Beras di Jatim

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terjadi kenaikan ongkos produksi sehingga harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) di petani sudah tinggi. Akibatnya, beras di konsumen jadi naik.

Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, AGNES BENEDIKTA SWETTA BR PANDIA
Β· 1 menit baca
Tumpukan beras dilhat saat kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gudang Bulog Divre Jatim Subdivre Surabaya Utara Banjar Kemantren II, Sidoarjo, Rabu (6/9/2023). Kunjungan tersebut untuk mengecek stok beras di gudang bulog. Dampak El Nino di Indonesia menyebabkan kenaikan harga gabah dan beras. Saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog sebanyak 1.523 juta ton.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Tumpukan beras dilhat saat kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gudang Bulog Divre Jatim Subdivre Surabaya Utara Banjar Kemantren II, Sidoarjo, Rabu (6/9/2023). Kunjungan tersebut untuk mengecek stok beras di gudang bulog. Dampak El Nino di Indonesia menyebabkan kenaikan harga gabah dan beras. Saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog sebanyak 1.523 juta ton.

SURABAYA, KOMPAS β€” Kenaikan ongkos produksi melambungkan harga beras di Jawa Timur. Pemerintah mendorong kabupaten/kota dan swasta menggencarkan operasi pasar agar penjualan beras tidak terlalu melampaui harga eceran tertinggi atau HET.

Sampai dengan Rabu (6/9/2023), penjualan beras di Surabaya, ibu kota Jatim melampaui HET. Meski pemerintah mencoba mengintervensi dengan subsidi ongkos angkut dan menyederhanakan rantai distribusi, harga beras mencekik. Tiada pilihan lain kecuali menggencarkan operasi pasar.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan