logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMenyelamatkan Industri Sawit...
Iklan

Menyelamatkan Industri Sawit Nasional dan Peta Jalan Menuju 2045

Industri sawit nasional tak sedang baik-baik saja. Produksi menurun empat tahun ini. Target 90 juta ton pada 2045 jauh panggang dari api. Biang keroknya, peremajaan mandek, hambatan dagang, dan kebijakan dalam negeri.

Oleh
NIKSON SINAGA
Β· 1 menit baca
Buruh perkebunan sawit memuat tandan buah segar ke atas truk satu perkebunan swasta di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (26/7/2023).
KOMPAS/NIKSON SINAGA

Buruh perkebunan sawit memuat tandan buah segar ke atas truk satu perkebunan swasta di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Rabu (26/7/2023).

Industri sawit nasional tidak sedang baik-baik saja. Produksi minyak sawit menurun empat tahun ini hingga 46,72 juta ton pada 2022. Target 90 juta ton per tahun pada 2045 jauh panggang dari api. Biang keroknya adalah produktivitas yang menurun akibat tanaman yang menua dan peremajaan mandek. Hambatan dagang di luar negeri dan kebijakan dalam negeri juga jadi tantangan.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono, dalam diskusi bersama media di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023), mengatakan, Indonesia hingga kini masih menjadi produsen minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) terbesar di dunia. Pada 2022, industri sawit menyumbang devisa 39,07 miliar dollar AS atau sekitar Rp 600 triliun. Namun, berbagai tantangan menghadang di tengah penurunan produksi.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan