logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMete Sultra, Berjaya Lalu...
Iklan

Mete Sultra, Berjaya Lalu Terancam Merana

Cuaca yang berubah menjadi tantangan besar petani jambu mete di Sulawesi Tenggara. Situasi kian kompleks karena minimnya peremajaan dan tidak fokusnya pemerintah dalam pengembangan tanaman bernilai tinggi ini.

Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
Β· 1 menit baca
Abdul Latif (60) merawat tanaman metenya yang sebagian diserang hama dan terganggu debu pertambangan nikel di Desa Sukarela Jaya, Wawonii Tenggara, Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, Kamis (1/6/2023). Hasil panen mete di kebunnya terus turun beberapa tahun terakhir.
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS

Abdul Latif (60) merawat tanaman metenya yang sebagian diserang hama dan terganggu debu pertambangan nikel di Desa Sukarela Jaya, Wawonii Tenggara, Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, Kamis (1/6/2023). Hasil panen mete di kebunnya terus turun beberapa tahun terakhir.

Perubahan iklim membawa kecemasan terhadap banyak sektor, tidak terkecuali pada produksi perkebunan jambu mete di Sulawesi Tenggara. Ancaman cuaca ini berkelindan dengan rendahnya peremajaan serta kurangnya perhatian yang berujung pada terus menurunnya produksi mete. Pesona mete di wilayah ini pun terancam merana.

Selama 35 tahun lebih berdagang mete, La Ode Mone (59) lihai memilah mete yang baik. Mete berwarna putih setelah dibuka dan dikeringkan adalah yang terbaik. Rasanya gurih dan manis. Sementara mete dengan bintik kekuningan dan bintik hitam menyisakan rasa getir.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan