Kesehatan
Penyintas Obat Sirop Beracun Tuntut Keadilan
Pemerintah dituding abai pada anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut usai mengonsumsi obat sirop beracun. Penyakit itu menimbulkan dampak jangka panjang bagi para korbannya, seperti kelumpuhan permanen.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F09%2Fbcab7982-ee6c-4940-a650-e263a8037764_jpg.jpg)
Foto Nasifa (3) ketika masih sehat dengan kondisi anak balita itu saat ini di rumahnya di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (3/7/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Anak-anak yang mampu mempertahankan hidupnya usai mengalami gangguan ginjal akut progresif atipikal atau GGAPA sampai saat ini ternyata dirundung penyakit lain. Penyakit itu disebut sebagian pihak dampak dari racun pada obat sirop pemicu GGAPA. Pemerintah dan perusahaan obat sirop terkait harus bertanggung jawab penuh, termasuk menangani dampak jangka panjangnya.
Anak-anak yang mampu mempertahankan hidupnya usai mengalami GGAPA setelah mengonsumsi obat sirop mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) sampai saat ini ternyata masih dirundung berbagai penyakit. Mereka kesulitan bicara, tidak bisa makan normal sehingga butuh bantuan selang nasogastrik, sampai mengalami kelumpuhan. Perekonomian keluarga terkuras demi biaya penyembuhan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 15 dengan judul "Penyintas Obat Sirop Beracun Tuntut Keadilan".
Baca Epaper Kompas