logo Kompas.id
β€Ί
Nusantaraβ€ΊMenggugat Tradisi Pesta di NTT...
Iklan

Menggugat Tradisi Pesta di NTT yang Melenakan Masyarakat

Tradisi gelaran pesta di NTT terpolarisasi dalam neraka dan surga. Sebagian orang menilai pesta untuk membangun persaudaraan, sebagian lagi menilai pesta makin memiskinkan warga NTT.

Oleh
KORNELIS KEWA AMA
Β· 1 menit baca
Foto bersama tamu undangan bersama penyelenggara pesta syukuran komuni pertama di salah satu keluarga di Kupang, NTT, Minggu (11/6/2023). Setiap yang datang selalu diabadikan kenangan melalui foto bersama sekaligus bagian dari membangun persaudaraan.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA

Foto bersama tamu undangan bersama penyelenggara pesta syukuran komuni pertama di salah satu keluarga di Kupang, NTT, Minggu (11/6/2023). Setiap yang datang selalu diabadikan kenangan melalui foto bersama sekaligus bagian dari membangun persaudaraan.

Puncak musim pesta di Nusa Tenggara Timur telah tiba. Setiap tahun, di bulan Juni sampai November, ingar bingar musik bervolume penuh menggema dari berbagai lokasi. Tiap penyelenggara pesta menganggarkan berjuta-juta rupiah. Pesta ditunggu, dipuja, tetapi juga dihujat. Persaudaraan disebut makin kuat dijalin berkat perjumpaan di pesta-pesta, tetapi juga menyibak ada fakta kemiskinan, ketimpangan, dan tentu saja kekacauan.

Komuni pertama, Minggu (11/6/2023), telah usai. Bertepatan dengan peringatan hari raya Tubuh dan Kristus dalam gereja katolik seiring dengan pembinaan ribuan calon peserta komuni pertama yang berlangsung pada Maret-Juni 2023.

Editor:
NELI TRIANA
Bagikan